![]() | ||||||||||||||
Saya mencintai senja karena warna dan rupa
Jingga yang menggoda disaat sang surya mulai menenggelamkan diri
Lihatlah, bukankah senja itu begitu mempesona?
Ah sudahlah tak perlu banyak bicara, nikmati saja sembari memejam mata
Apa yang kamu tahu tentang senja?
Apakah sebatas jingga?
Senja dan mendung seolah menyiratkan hasrat yang terkurung
Dan lagi aku tersihir
Suatu senja di atas awan
Aku bercerita tentang cakrawala
Tentang surya yang enggan pulang, dan tentang bulan yang enggan datang
Suatu ketika aku tergoda untuk membuka jendela dikala senja menyapa
Apa yang aku dapat?
Bingkisan warna yang memanggilku untuk memeluk senja
Yang aku tahu tentang senja, tentang 60 detik yang menyihir sebagai pertanda terang berganti gelap
Cukup 60 detik saja, menyisakan waktu menikmati senja dari pinggir pantai
Deru ombak yang menyiratkan rindu akan gelap
Serta hembusan angin yang menyiratkan nafas pertanda hidup
Suatu ketika aku bertatap dengan senja
Aku bertanya tentang duka yang enggan mereda
Senja menjawabku, menyuruhku berlalu mencari hati
Sudahkah kutemukan hati?
Dulu aku takut senja datang
Dulu aku takut gelap, namun ketika pertama kali aku menatap senja, aku jatuh cinta pada senja yang masih muda
***
Senja merekah sumringah, terpanah wajah hingga pecah
Terhempas pedas hingga kandas, terampas tanpa pias
Bayangan keruh dan terjatuh, rapuh runtuh kemudian menjauh
Diam dalam kelam, malam mengintai tubuh yang tenggelam
Terlelap sunyi yang menggelap, kalap dan tak puas menatap
Tertunduk beku hingga layu, menyapu mimpi yang sembilu
Rumput bertaut dan berpagut, takut akan hampa yang membalut
Merenung dalam relung, tertuang dalam hasrat yang terkurung
Pulang terbang dan berjuang, terhalang tiang menghilang
Menyusup degup merangkai kuncup, kecup angin yang bertiup sayup
Ikat singkat menuai hasrat, berbulir rindu yang menyayat
Seberkas senyum ranum mengulum, mengintai diam dalam harum
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.