Kamis, 16 Februari 2017

Dear Diary (Part 2)

Terkadang aku ingin menjadi sama sepertinya; yang tetap tenang, meski di dalam kepala begitu riuh dengan suara.

Dia adalah laki-laki yang pikirannya masih begitu sulit untuk kutebak. Namun tetap saja, aku ingin belajar memahaminya dengan baik.

Sampai hari ini yang membuatku senang mencintainya adalah dia tidak meminta apa-apa, selain kesediaanku untuk bersabar dan bersetia.

Aku senang menjadi aku yang sekarang; aku yang mencintainya, aku yang menyayanginya, aku yang mendoakannya, dan aku yang mendampinginya.

Malam ini aku tiba-tiba ingat Ayah pernah berpesan: "Nak,jika nanti kamu jatuh cinta pada laki-laki, selain ayah, ayah rela. Jika suatu hari nanti ada laki-laki yang akan menjemputmu kerumah dan meminta ijin untuk membantu ayah dalam membahagiakanmu, ayah rela. Namun satu hal, kapanpun ingatlah ini; Ayah akan rela kamu dibahagiakan oleh laki-laki selain ayah, ketika laki-laki yang akan menjemputmu, baik agama dan tanggungjwabnya. Jangan menilai laki-laki dari harta, jabatan, atau kemewahan yang melekat pada tubuhnya, sesungguhnya itu hanya titipan. Jika nanti telah kamu temukan laki-laki yang seperti ayah inginkan, jagalah, lalu minta tolonglah kepada Tuhan untuk membukakan jalan."

Ternyata benar, setiap ayah akan menginginkan putrinya jatuh kepada laki-laki yang bertanggung jawab.

Sekarang, Tuhan tahu aku sedang mencintai seseorang. Dia; yang namanya tidak pernah alpha dalam doa.

Aku hanya berharap, semoga kehadirannya adalah jawaban dari salah satu doa yang selama ini diam-diam ayahku semogakan.

Dan aku percaya, laki-laki yang baik, tahu bagaimana mencintai seorang perempuan dengan baik. ðŸ˜ŠðŸ˜ŠðŸ˜Š

0 comments:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.