Minggu, 12 Februari 2017

MATAMU

Matamu dua lembar pintu
kepadanya nyali ini luput,
tenggelam pada pandangmu
betapa keberanian hanyut.
 

Kepalamu, deburan ombak
oleh suara jantungku
dan betapa suaramu,
Kuharap muaraku.

Andai bisa kuarungi segala tanya
agar kita segera temui semua
jawab dan saling mengerti, tak lagi
segugup ini, gagap tak menepi.

Agar kaki engkau atau aku tiada
salah melangkah; tak jatuh-jatuh,
tak buta arahnya.

Tetapi jika juga tak,
hilang keduanya pun tak apa,
aku akan selamatkanmu dengan
apa yang tersisa dan kupunya.

Sebab engkaulah muara itu,
tiada kutemukan cacat hidup
di sana.

Bahkan jika raga mendiami palung paling dalam, paling padam, 

tak segan-segan aku meneriaki "keselamatanmu, keselamatanmu"
dalam eranganku.

0 comments:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.