Ada hati yang tengah patah,
terengah-engah memapah.
Mencoba terus berjalan, melanjutkan mimpi-mimpi
meski di sudut hatinya tengah sesak karena penantian untuk seseorang.
Kisah cinta sepihak memang selalu menawarkan luka, meski ya, tidak berlaku bagi semua manusia.
Perihal luka akibat seseorang, mungkin itu adalah pertanda untuk melanjutkan mimpi-mimpi yang belum sampai.
Sebab hidup bukan tentang cinta sepihak, yang membuat palung di
hatimu.
Hidup itu seluas samudera, maka jika ingin melihat mutiaranya,
selam lebih dalam.
Iya..
Aku ini memang pengecut, jika perihal memperjuangkan perasaan.
Tapi..
Lebih baik menjadi pengecut dalam menyatakan perasaan, dibanding menjadi pengecut dalam menjemput mimpi.
Sebab memperjuangkanmu rasanya aku takut sekali berujung fana.
Maka,
aku tunggu undanganmu, tapi aku tidak janji untuk datang di hari
bahagiamu.
Lihatlah, sekeras ini aku berjuang untuk menyerah, bukan untuk mendapatkanmu.
Karena aku sadar, siapa diriku.
Ruang semesta, terima kasih atas kisahnya, April.
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.