Tuhan, sekarang hujan. Aku pernah dengar, katanya jika berdoa di kala hujan, akan Kau dengar, akan Kau kabulkan, benar?
Kalau begitu, ada beberapa doa yang aku ajukan, semoga Kau menandatangani yang berarti Kau setuju.
Aku
ingin selalu menjadi telinganya. Mendengar setiap cerita sampai ke hal
ter-tidak penting yang ia alami. Menjadi satu-satunya yang ia percaya
untuk menjadi tempat mengadu semua. Selain dengan Kau tentunya.
Aku
ingin menjadi suara yang selalu ia dengar. Saat-saat ia butuh saran,
setiap ia butuh masukan, aku ingin selalu bisa membantunya, bukan
sekadar kata “sabar..” tapi juga memberi solusi dari setiap rasa
gundahnya.
Aku ingin menjadi kaki-kakinya. Menemani ia ke sana
ke mari, mengantarnya dari palung terendah hingga puncak tertinggi.
Izinkan aku yang selalu ada di sebelahnya. Atau paling tidak aku ada
selangkah di belakangnya. Agar setiap ia mulai lelah, aku bisa
mendorongnya lagi, agar tidak terlalu lama berhenti.
Aku ingin
menjadi tangannya. Dia itu kadang pemalas, aku ingin bisa segera
memasakkan semangkuk mie instan di setiap ia lapar tengah malam. Aku
juga ingin mencari apa saja yang ia butuhkan di laman google secepat
yang ia mau.
Aku ingin menjadi jantungnya, akan kubuat ia
berdetak lebih kencang saat ia baca namaku yang ada di ponselnya. Juga
akan kubuat ia berdetak tidak karuan saat semenit saja aku tak ada
kabar.
Aku ingin menjadi mimpinya, akan kukarang-karang cerita
yang paling menyedihkan, sehingga saat ia terbangun, ia akan menangis,
menyesal mengapa ia tidak mencintaiku lebih besar.
Aku ingin
menjadi miliknya, menjadi satu-satunya yang ia cinta tanpa ragu, hingga
walau cinta pertama masa kecilnya datang, aku tidak perlu merasa
cemburu, karena aku tau hatinya hanya ada padaku.
Tuhan, Kau
baca, kan? Sekarang hujan sudah mulai reda, tapi doaku masih sempat Kau
terima, kan? Kumohon, kabulkan doaku kali ini, ya?
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.