Senin, 29 April 2019

INGATAN LALU

Ada satu ingatan kecil yang tiba-tiba datang malam ini. 

Ingatan di mana kita duduk di satu ruangan berwarna biru muda. Dengan dua jendela kecil, kita duduk berdua menatap keluar jendela. 

Aku selalu suka menopang dagu di sana, selalu kau bilang, angin yang masuk melalu celah di sana sangat sejuk. Aku setuju. Entah sudah berapa pendapatmu yang aku setujui, tapi yang satu ini aku paling setuju. 

Angin yang masuk ke dalam ruangan jika jendela itu dibuka adalah yang terbaik dibanding harus membuka lubang udara atau menyalakan pendingin ruangan. Dengan sebuah lonceng yang tergantung di atas jendela, dan kamu duduk di sebelah membuat suasana semakin sempurna.

Kita bisa berbicara apa saja di sana. Menertawakan orang yang lewat di bawah, atau berbisik pelan-pelan membicarakan penghuni di sebelah, menyanyi keras-keras tidak tau waktu, atau ada waktu kita sama-sama diam, asik sendiri-sendiri tanpa merasa kesepian. 

Pagi, siang, atau malam. Hujan atau terang benderang, berada di sana selalu menyenangkan. Entah apa yang membuat senang, tapi di sana aku merasa sangat tenang. 

“Aku mau hidup di sini.” Kataku malam itu. 

“Hahahah, kenapa? Rumahmu jauh lebih besar dari ruangan ini.” Jawabmu.

“Tidak, ada yang tidak aku miliki di rumah seperti yang ada di ruangan ini.” 

“Kalau gitu hidup bersamaku di sini.” 

Kita tertawa setelah obrolan tidak jelas itu.
Obrolan tidak jelas yang entah mengapa bisa sangat jelas terputar di ingatanku malam ini.

0 comments:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.