Banyak yang tidak tahan melihatku menjadi seorang pemaaf, memang.
Orang tuaku selalu mengajari untuk selalu melepas apa yang mengikat
hatimu kuat. Jangan buat hatimu sempit, penuh dengan nama orang-orang
yang pernah menyakiti, karena mereka- mereka akan selalu datang dan
bertambah jumlahnya. Maka buatlah hatimu selapang-lapangnya, sehingga
hatimu tidak sesak dipenuhi dendam dan membuatmu mati tersedak
kebencian.
Karena hal-hal itu membenci seseorang selalu menyakiti
diriku sendiri. Kepalaku selalu sakit, tenggorokanku selalu tercekik
karena rasa kesal yang tertahan. Aku juga ingin marah, aku ingin dengan
mudahnya memaki orang-orang yang seolah tanpa dosa pernah berbuat salah.
Biar mereka juga tau, mereka itu jahat karena pernah menjahati. Tapi
nyatanya memang tidak pernah bisa. Aku benci membayangkan diriku yang
hilang kendali karena emosi. Yang setelahnya bukan rasa puas yang
datang, tapi rasa malu dan penyesalan. Binatang seperti apa yang
menyelinap masuk ke dalam otakku?
Maka, Tuhan, Kumohon, jangan
beri aku cobaan yang melebihi rasa sabarku. Jangan pertemukan aku dengan
seseorang yang mampu membuatku benci sampai mati. Jangan persempit
hatiku, jangan habiskan persediaan maaf yang aku punya karena satu dua
orang bajingan. Jangan.
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.