Hei kamu, aku mau meminta maaf, atas apa yang sudah terjadi. Aku sudah
memiliki pengganti. Sesaat setelah kamu memilih pergi, aku tidak mampu
berdiri sendiri. Beruntung ada dia yang mau menemani.
Tapi sayang, kamu harus tahu, menemukan pengganti bukan berarti aku
sudah bahagia. Tidak sama sekali. Semua yang dia lakukan tanpa sadar
selalu aku banding-bandingkan denganmu dulu.
Bagaimana kamu dengan selalu sabar menghadapiku yang keras kepala, tetapi dia tidak bisa.
Bagaimana kamu selalu mendengar seluruh keluh kesahku tanpa kamu hakimi, tetapi dia tidak begitu.
Mungkin aku jahat, mungkin seharusnya aku tidak begitu.
Tapi aku ingin kamu tahu, saat aku punya cerita bahagia, yang muncul di
kepala adalah wajahmu. Ingin sekali rasanya segera menghubungimu,
bercerita dengan antusias dan mendengar kamu yang juga ikut bahagia. Aku
mau itu sekali lagi saja.
Kuingat saat kamu pergi, kamu juga mengatakan ini “Semoga kamu cepat menemukan yang lebih baik dariku.”
Tapi, di mana aku bisa menemukan yang lebih baik, kalau kamu adalah yang terbaik?
Berkali-kali aku bertekuk lutut di depan penyesalan ini. Bagaimana bisa
aku melepas kau pergi? Selalu aku memohon-mohon untuk bisa mengulang
lagi, tak akan aku lepas kau walau sekali.
Maafkan aku. Tapi aku masih mau kamu kembali.
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.