Baru belajar untuk lebih santai menikmati keterlambatan di umur segini. Tidak terburu-buru ketika di stasiun, jalan santai ketika menuju halte, melambatkan langkah ketika di pasar, atau hal lainnya.
Ternyata..
Itu baik-baik saja.
Menunggu kereta selanjutnya tidak menyeramkan.
Ketinggalan bus bukan akhir dari segalanya.
Sedikit lebih lama di pasar bukan kesalahan.
Hidup tetap berjalan. Manusia tetap hidup pada alur takdir masing-masing. Rerumputan tetap meninggi. Hujan tetap turun secepat apapun kita mengejar mendung.
Barangkali hidup yang tidak terasa menyenangkan itu buah dari apa saja yang serba cepat. Bisa jadi kehilangan minat pada apapun itu hadir karena tidak menikmati setiap jengkal proses. Burn out. Lost interest for doing anything. Mungkin bisa disembuhkan ketika kita menikmati keterlambatan, melambatkan langkah, mulai memperhatikan awan berarak, mendung menggantung, rinai hujan sore, semilir angin yang menggoyang pucuk daun, bahkan bisa dengan mengamati setiap riak air got yang menghitam.
Selamat menikmati hidup. Semoga hidup kita kembali menyenangkan. Senyum kita terbit. Dan yang paling penting, kita selalu menemukan alasan untuk bersyukur.
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.