Sudah beberapa kali saya ditanyakan hal tersebut. Entah karena sekedar penasaran atau benar-benar ingin tahu.
Saya akan menjawabnya begini.
Pertama,
tidak semua yang termuat di halaman ini adalah yang dirasakan oleh
saya. Setiap penulis punya sumber inspirasinya sendiri yang tidak melulu
tentang hidupnya, mungkin juga dari pengalaman orang lain yang ia
kenal. Jadi kita tidak bisa menilai tulisannya begitu saja tanpa tahu
apa latar belakangnya.
Kedua, mungkin kebanyakan
orang telah melabeli saya sebagai penulis cerita yang sedih, kelam,
suram, getir, tragis, ataupun melankolis tingkat tinggi, karena terlalu
seringnya saya menulis tentang itu. Mereka benar, tapi juga salah. Ini
hanyalah sebuah pendekatan dimana saya ingin membuat para pembaca ketika
membaca, mereka merasa itu adalah kisah mereka. Bahwasanya mereka tidak
sendiri.
Ketiga, alasan saya menulis tentang
hal-hal sedih adalah banyak yang datang pada saya untuk bercerita (dan
kebanyakan tentang kesedihan mereka). Saya terinspirasi, saya
berimajinasi, saya jadikan itu fiksi, saya bantu mereka menuliskan apa
yang tidak sanggup mereka sampaikan. Sebatas itu saja. Tidak berarti
semua yang saya publish di halaman ini adalah refleksi dari kehidupan
saya.
Keempat, kadang-kadang, saya menulis secara
spontan. Otak saya bekerja begitu saja. Seperti itu saya menulis dengan
tenang dan teratur. Begitu pula saya ingin para pembaca membacanya tanpa
ekspektasi berlebihan.
Tapi, itu tidak menjadi
masalah. Ketika seseorang bertanya demikian, pastinya dia sudah riset
dulu. Dia memperhatikan apa yang saya tulis dan itu cukup membuat saya
senang.
Lantas, jika ada yang bertanya lagi
pertanyaan di atas, saya akan menjawabnya secara singkat: “Karena saya
merasa lebih puitis ketika menulis hal-hal sedih. Kamu bisa sependapat
atau tidak. Intinya, saya menulis apa yang saya suka".
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.