Selasa, 25 April 2017

“Kak, kenapa suka nulis sajak galau?”

Sudah beberapa kali saya ditanyakan hal tersebut. Entah karena sekedar penasaran atau benar-benar ingin tahu.

Saya akan menjawabnya begini.

Pertama, tidak semua yang termuat di halaman ini adalah yang dirasakan oleh saya. Setiap penulis punya sumber inspirasinya sendiri yang tidak melulu tentang hidupnya, mungkin juga dari pengalaman orang lain yang ia kenal. Jadi kita tidak bisa menilai tulisannya begitu saja tanpa tahu apa latar belakangnya.

Kedua, mungkin kebanyakan orang telah melabeli saya sebagai penulis cerita yang sedih, kelam, suram, getir, tragis, ataupun melankolis tingkat tinggi, karena terlalu seringnya saya menulis tentang itu. Mereka benar, tapi juga salah. Ini hanyalah sebuah pendekatan dimana saya ingin membuat para pembaca ketika membaca, mereka merasa itu adalah kisah mereka. Bahwasanya mereka tidak sendiri.

Ketiga, alasan saya menulis tentang hal-hal sedih adalah banyak yang datang pada saya untuk bercerita (dan kebanyakan tentang kesedihan mereka). Saya terinspirasi, saya berimajinasi, saya jadikan itu fiksi, saya bantu mereka menuliskan apa yang tidak sanggup mereka sampaikan. Sebatas itu saja. Tidak berarti semua yang saya publish di halaman ini adalah refleksi dari kehidupan saya.

Keempat, kadang-kadang, saya menulis secara spontan. Otak saya bekerja begitu saja. Seperti itu saya menulis dengan tenang dan teratur. Begitu pula saya ingin para pembaca membacanya tanpa ekspektasi berlebihan.

Tapi, itu tidak menjadi masalah. Ketika seseorang bertanya demikian, pastinya dia sudah riset dulu. Dia memperhatikan apa yang saya tulis dan itu cukup membuat saya senang.

Lantas, jika ada yang bertanya lagi pertanyaan di atas, saya akan menjawabnya secara singkat: “Karena saya merasa lebih puitis ketika menulis hal-hal sedih. Kamu bisa sependapat atau tidak. Intinya, saya menulis apa yang saya suka".

0 comments:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.